Asali Bali mengkhususkan pada bangunan bambu modern yang menggabungkan keahlian tradisional.
Kami memberikan gambaran akan layanan yang sangat profesional dari konsultasi teknik struktural hingga proyek selesai. Didirikan pada tahun 2009, Asali Bali telah berkembang pada tahun 2017 memadukan insinyur struktural dan proses R&D untuk berkontribusi dalam pengembangan industri bambu di seluruh dunia.
Visi kami adalah untuk mengembangkan dan mempromosikan industri konstruksi bambu dengan melibatkan:
- - Pengrajin yang sangat terampil dari masyarakat sekitar
- - Pengetahuan bambu tradisional Bali diterapkan dalam konteks modern.
- - Solusi bambu yang direkayasa dan hemat biaya.
- - Pendekatan berkelanjutan yang terjamin untuk pengadaan, desain, konstruksi, dan layanan purna jual.

Tim kita
Sepanjang tahun, Asali Bali menggabungkan ke dalam timnya, insinyur struktural, manajer proyek dan pengrajin bambu berpengalaman. Pendekatan global kami terhadap konstruksi bambu menggabungkan semua parameter yang diperlukan sesuai dengan proyek arsitektur, untuk memenuhi peraturan lokal dan standar konstruksi.



Sepatah kata tentang tradisi bambu
Selama beberapa generasi, desa Belega di Kabupaten Gianyar telah terstruktur dan mengkhususkan diri dalam kerajinan dan pembuatan bambu untuk upacara, dekorasi, mebel, panel, konstruksi, instrumen musik, kerajinan ...
Status sosial
Menjaga tradisi tetap hidup
Tradisi lisan yang masih ada memudahkan diteruskannnya pengetahuan kepada generasi berikutnya. Setiap perusahaan di Bali bekerja dengan model yang sama. Beberapa desa mengkhususkan diri di bidang topeng suci, beberapa di kain sutra, dan yang lain dalam ukiran batu. Terkadang kami suka membandingkan sistem manajemen pengetahuan mereka dengan orang-orang dari perusahaan tukang kayu tradisional di Eropa yang membangun katedral. Pengetahuan ini sangat berharga dan tak terhindarkan dalam hal konstruksi bambu.
Kami menyadari bahwa banyak negara di dunia di sekeliling kita seperti Jepang, Korea, Filipina sudah atau hampir kehilangan kompetensi tradisional tersebut. Mengapa? Karena generasi muda lebih suka bekerja di bank atau toko ponsel di kota. Ini adalah apa yang kita sebut tsunami globalisasi yang menghilangkan pengetahuan tradisional lisan hampir di seluruh dunia.
Bagaimanapun juga, di Bali dan beberapa daerah lain di Indonesia atau di beberapa negara lain seperti teman-teman kita di Thailand, Australia, Myanmar, Peru atau Kolombia, pengetahuan ini masih ada dan para pelaku termotivasi dan tertarik untuk melindungi dan memperluas pengetahuan tradisional yang berharga ini.

Gudang kami berada di pusat budaya bambu tradisional di Bali. Tim produksi kami adalah inti dari bisnis kami dan kami bangga terhadap pengrajin kami. Pengetahuan dan kompetensi mereka adalah darah yang mengalir dalam intisari ini.
